Selasa, 01 Oktober 2013

Berbahagialah kita semua!

 Bahagia? pernahkah kamu merasakan bahagia? sudah pasti jawabannya iya. walau mungkin cuman semenit, sejam, sehari, sebulan, setahun, tapi tidaklah mungkin bahagia selamanya, seumur hidup anda, seenak perut anda, perut kita semua... 

 Bahagia itu nyata, bahagia itupun semu, jangan terbuai akan itu namun jangan pula mengelak bila bahagia itu datang padamu, nikmati, rasakan, rayakan! dan bersyukur jangan lupa...

 Belakangan ini saya merasa kebahagiaan sering mampir dalam hidup saya, senang namun ada takutnya, senangnya yah karena bisa merasa berbahagia, siapa yang tak suka? namun selalu ada kekhawatiran setelahnya, jikalau memang dunia itu adil yah ada suka ada duka, dan dalam hatipun selalu bertanya "Ya Tuhan apa maksud dari bahagia ini? apa kesedihan yang kau berikan setelahnya?"

 Tuhan selalu punya cara yang unik menguji umatnya, dalam suka ada ujian dalam duka ada ujian, maka dari itu perlu mawas diri dan berserah, saya tidak sedang ceramah dan ini memang bukan ceramah hahaha. namun penting untuk selalu "sadar diri" siapa kita di dunia ini. kembali lagi soal ketakutan saya, karena kalau sedang berbahagia saya bisa lupa segala hal, terbuai, begitu menikmati waktu, kalau bahagia yah bawannya ketawa-ketawa, senang-senang, melakukan apapun yang bisa menyenangkan diri, boro-boro ingat janji atau tugas yang harus diselesaikan, ingat Tuhan saja saya lupa (atau pura-pura lupa?)saya memang bukanlah pribadi yang relijius yang aktifitas ibadahnya dilakukan dari subuh sampe malam atau sampe subuh lagi, jauh masih jauh namun akan selalu berusaha mencapai itu...

 Habis gelap teritlah terang, kita sudah tau, namun habis terang ada gelap lagi kita jangan menampik, bagaimana belajar ketegaran, keikhlasan, kesabaran di dalam bahagia? biasanya siy hal-hal tersebut ada di dalam duka, di bagian kesedihan dalam hidup, itu yang saya takutkan. padahal sebenarnya tak perlu merasa seperti itu karena selama berpijak di dunia ini "irama"nya akan begitu, ada suka ada duka ada kesedihan ada kebahagian yang terpenting dari itu adalah kembali ke pasal satu: bersyukur, bersyukur, bersyukur! ingat Tuhan ingat pemilik dunia, yang bisa membolak balikkan perasaan.

 Saya tidak akan menulis apa yang harus dilakukan agar bisa bahagia dalam hidup, tidak akan, jangan harap, karena sayapun sedang mencari hahaha, lagian setiap orang punya definisi kebahagiannya masing-masing. Cuman satu hal yang saya ingin berbagi, bahwa penting untuk mengingat Tuhan dalam hidup anda, hadirkan kebesaranNYA dalam kehidupan sehari-hari, dari membuka mata sampai menutup mata. lalu bagaimana cara menghadrikan Tuhan dalam hidup? dengan berdoa. Berdoa itu bentuk dari rasa syukur kita akan kehidupan.. bentuk pengakuan bahwa Tuhan itu ada, cara kita ketahui Tuhan YME yang mengatur Jodoh, rezeki, kematian namun tidak diberikan begitu saja, harus ada usaha dan doa, harapan..

 Ada yang sudah kaya tapi susah dapat jodoh, atau ada yang mudah mendapatkan jodoh tapi ngak kaya-kaya? kenapa? mungkin kurang berdoa merasa unggul di satu bagian melupakan sisi yang lain, atau merasa sudah banyak berdoa tapi tidak pernah merasa terpuaskan? kurang bersyukur atau mungkin pernah menyakiti hati orang lain? *jangan panik, anda tidak sendiri tulisan ini buat saya kok hahaha. 

 Maka dari itu sangat penting sekali menghadirkan Tuhan dalam hidup kita, kata bapak saya: " Berdoalah, berdoalah kepada Tuhan yang kau yakini, jangan mencari doa di dinding kuburmu". itu yang selalu saya ingat, karena kalau kita sudah di alam kubur yang bisa membantu yah orang-orang yang mendoakan kita. kalau nantinya kita berdoa juga dilengkapi dengan aktifitas ibadah wajib sesuai keyakinan akan jauh lebih baik lagi, ibarat kata mengapa puas dengan rangking 2 kalau bisa rangking 1. :)




1 komentar:

  1. suka ku sama tulisan ini, apalagi sama paragraf kelima, dalem..

    Tuhan selalu hadir dalam hidupmu, bahkan disetiap nafasmu.. kadang kala kita bahagia karena-Nya, tapi ketika kita sedih, jangan takut karena ada Dia yang selalu menenangkan, iya kan?

    suka juga sama paragraf terakhir dari om Udhin..

    BalasHapus